Wanita Katolik RI, Cabang Bandar Lampung Lakukan Sosialisasi Penanganan Lingkungan

47
0

MSM TV, Jakarta – Menurut UU 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Yang dimaksud dengan Lingkungan Hidup adalah lingkungan hidup sebagi suatu wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi. Jadi ruang dalam lingkup lingkungan hidup adalah segala ruang yang termasuk dalam lingkup atmosfer bumi.

Lingkungan asri adalah lingkungan yang memiliki wilayah bersih, banyak ditumbuhi pepohonan, dan jauh dari segala bentuk pencemaran. Menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan merupakan tanggung jawab yang wajib dilakukan oleh semua orang. Sebab, lingkungan yang tidak dijaga dengan baik akan menyebabkan kerusakan dan kepunahan yang apabila di lanjutkan terus menerus hanya kerusakan yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita di masa mendatang.

Menjaga lingkungan tetap bersih dan asri menjadi prioritas utama demi kenyamanan seluruh makhluk hidup. Lingkungan yang bersih, sejuk, dan asri akan membuat makhluk hidup yang tinggal di sekelilingnya dapat berkembang dengan baik.

Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia setiap tanggal 5 Juni, Direktorat Sekolah Menengah Pertama ingin berbagi informasi mengenai enam langkah melestarikan lingkungan yang bisa dilakukan oleh Sobat SMP sebagai pelajar yaitu :
1. Tidak Membuang Sampah Sembarangan
2. Tidak membakar sampah
3. Menghemat energy
4. Menggunakan Produk Daur Ulang
5. Menanam Pohon
6. Mengurangi Sampah

Wanita Katolik Republik Indonesia( WK RI) yang berdiri pada tahun 1924 atas inisiatif seorang wanita bangsawan Yogyakarta yang juga tokoh intelektual wanita saat itu. Tergerak oleh keinginan luhur yang didasari oleh cinta kasih sebagai perwujudan iman katolik, Raden Ajeng Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat Darmaseputra (adik kandung Nyi Hajar Dewantara) mendirikan perkumpulan ibu-ibu Katolik Pribumi. Keinginan beliau saat itu mendapat dukungan dari Pastor Van Driesche, SJ yang banyak memberikan masukan mengenai teknik berorganisasi, rekruitmen anggota dan pengembangan misi perkumpulan dengan mengajak para pengurus melihat kebutuhan umat Gereja, terutama kebutuhan kaum wanita katoliknya.

Tanggal 26 Juni 1924, Perkumpulan Ibu-ibu Katolik resmi berdiri dan pengurus pertamanya adalah Ibu R.Ay.C.Hardjadiningrat sebagai ketua; Ibu Th. Soebirah Hardjosoebroto sebagai penulis dan Ibu C.Moerdoatmodjo (bendahara). Perkumpulan ini mula-mula ber anggota kan guru-guru putri dan karyawan wanita pabrik Cerutu “Negresco”. Perkumpulan ini mendapat sambutan baik dari ibu-ibu katolik lainnya bahkan kalangan Gereja (hirarki) memberikan dukungan , paling tidak memberikan kesempatan para pengurus dan anggota perkumpulan untuk bersama-sama memperjuangkan kehidupan jemaat katolik saat itu.

Misi utama perkumpulan ini adalah meningkatkan kemampuan wanita dari segi intelektual dengan mengajarkan membaca dan menulis serta menyediakan bahan bacaan yang semakin membuka wawasan pengetahuan wanita saat itu. Pada tahun 1930 diselenggarakan Konfrensi Pertama di Yogyakarta dengan keputusan yang sangat penting, yaitu :memberi nama Perkumpulan : POESARA WANITA KATOLIK.

Konferensi berikutnya di Solo pada tahun 1934 merubah nama organisasi menjadi PANGREH AGENG WANITA KATOLIK dan menyempurnakan anggaran dasar yang masih dalam bahasa Jawa.

Salah satu Cabang Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) ialah WKRI Cabang Lampung yang pada29 Maret 2023, lakukan Sosialisasi Penanganan Lingkungan bersama tim Laudato Si Nasional Sektor Pendidikan yang diketuai oleh Sr. Vincent HK di Kantor Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran yang letaknya dekat Pantai Mahitam.

Sr. Vincent HK mengajak Seluruh warga untuk menanggulangi sampah organik menjadi salah satu permasalahan dalam rumah tangga yang belum mempunyai sarana dan prasarana tempat pengolahan sampah organik. Mari bersama berlatih mengolah sampah organik menjadi cairan multi fungsi atau ECO ENZYME ujar suster Vinsent HK. Kurangnya kesadaran merawat lingkungan dengan cara-cara yang sederhana seperti memilah sampah, mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos dengan ECO ENZYME, BIO EASH dan memanfaatkannya sebagai media tanam untuk menghijaukan lingkungan.

Nanik Patriana Prabandari Ketua Organisasi Wanita Katolik RI Cabang Tanjungkarang menambahkan, mengelola sampah plastik dapat dikumpulkan bersama-sama untuk membuat ECO BRIK sehingga dapat bermanfaat. Bisa dipakai untuk bahan membuat gapura pintu masuk kelurahan, meja dan kursi, dapat dijual sehingga menambah penghasilan keluarga atau kas bersama.

Dalam kegiatan itu Tresnaningsih Carlost Humas Organisasi Wanita Katolik RI DPC Tanjungkarang, membagikan ECO ENZYME dan memaparkan multi fungsi nya, mengajak para ibu PKK agar tidak bosan membuatnya. “Sebagai wujud peduli pada lingkungan. PKK terdiri dari 4 Prokja.Maka masing- masing bidang bisa membuat Program sesuai dengan Prokjanya, bisa pula Tim Penggerak PKK mengajak anggotanya dari Lingkungan-lingkungan sampai ke RT. Bersama-sama kita mewujudkan Desa Batu Menyan yang indah, menarik wisatawan,” tutupnya. (Ring-o).