Tidak Ada Intimidasi Pekerja di Proyek Pembangunan Rumah Eks Pejuang Tim-Tim

233
0

MSM TV, NTT – Kepala Desa Kuamasi, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur Maxsen Lifu membantah melakukan intimidasi dan tekanan terhadap para pekerja yang telah direkrut oleh 3 BUMN pemenang tender Pekerjaan pembangunan 2100 rumah bagi warga eks Timor-Timur di Timor Barat yang tengah dikerjakan di Desa Camplong dua, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang

Proses rekrutmen tenaga kerja baik tenaga ahli maupun tenaga buruh harian untuk dipekerjakan di Lokasi Proyek Pembangunan 2100 unit bagi Warga Pejuang Eks Timor Timur di Timor Barat dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh 4 Kepala Desa dan seluruh tim yang terlibat dalam proses pembangunan rumah tersebut.

“Penerimaan tenaga ahli dan pekerja harian baik buruh maupun lainnya dilakukan secara terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupi oleh kami sebagai aparat desa di 4 Desa yang ada di dalam  lokasi proyek ini. Jadi tidak ada yang tertutup disini semua terbuka dan transparan, tenaga lokal yang kita pakai semua dari Desa terdekat”. Jelas kepala Desa Kuamasi Maxen Lifu saat ditemui wartawan di Lokasi Pembangunan 2100 unit rumah Jumat, (28/04/2023).

Menurutnya, setiap adanya informasi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan baik dari 3 BUMN maupun Sub Kontraktor (Subkon) dapat dikoordinasikan dengan Tim Pokja dan Desa setempat agar pendistribusiannya dibagi ke desa dan Pokja.

“Kita selalu koordinasi dengan Pokja dan Desa tetangga yang ada kalau dari  Perusahaan atau siapa saja yang butuh tenaga di lokasi, tidak ada asal rekrut saja,semua terkoordinasi bahkan pekerjanya kita data dengan KTP lengkap, ini kita lakukan agar dapat memonitor siapa saja yang ada di lokasi ini, bukan asal datang kerja di sini.”papar Kades Max.

Dirinya sangat  menyayangkan adanya informasi yang sengaja dihembuskan oleh sekelompok orang-orang yang yang tidak bertanggung jawab ke luar dengan Bahasa “intimidasi” dan lainnya yang dapat mengganggu konsentrasi pekerja  di lokasi proyek.

“Isu ini sengaja dibangun oleh orang-orang  yang tidak bertanggung jawab agar bisa mengganggu konsentrasi pekerja di lapangan karena yang terjadi sama sekali tidak begitu.”ungkap Kades Max.

Dijelaskan, seluruh kepala Desa yang ada di sekitar lokasi proyek tetap menjadi pelindung bagi masyarakat dan pekerja  untuk memperlancar proses pekerjaan di lapangan.

“Semua kepala desa menjadi pelindung masyarakat dan pekerja di lapangan termasuk perusahaan agar semua berjalan lancar demi kemakmuran masyarakat. Hal ini dilakukan agar perusahaan atau subkon yang mengerjakan proyek ini mendapatkan kenyamanan dan perlindungan yang baik sehingga tidak menyulitkan. ”katanya.

Sementara itu, salah seorang Pelaksana Proyek Pembangunan 2100 unit rumah Yudha, yang ditemui di lokasi Burung Unta pada Jumat, (28/04/2023) mengatakan, Dari pekerjaan Clearing pekerjaan rumah mulai dari kupas tanah perusahaan telah menggunakan peralatan dan tenaga lokal.

“Untuk tenaga kerja yang kita pakai di lapangan baik operator hingga keamanan sebagai pekerja harian untuk keamanan dari Forum FKPTT dan tim pekerja lokal seperti yang direkrut pak Desa dan lainnya jadi mulai dari awal ini kita sudah pakai tenaga lokal apa lagi nanti pekerjaan rumah dan lainnya sangat membutuhkan tenaga yang banyak.”kata Yudha.

Diaktakan, pekerja yang saat ini direkrut masih terbatas disesuaikan dengan kebutuhan lapangan, tenaga kerja yang banyak ada pada pekerjaan rumah dan material lainnya.

“Untuk pekerjaan pabrik Rissa atau batako nanti saja itu membutuhkan tenaga kerja sampai dengan 100 orang lebih, belum termasuk rumah nanti itu tenaga kerja sampai mencapai belasan ribu orang, jadi warga lokal tidak perlu kuatir karena akan dipekerjakan semua di lokasi itu bahkan bisa tidak cukup.”jelas Yudha.(Ras)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here