MSM TV, Jakarta – Sepanjang Selasa (18/4/2023), tercatat ada 1.343 kasus baru yang dilaporkan Satgas Covid-19 dari 24 provinsi. Dengan itu, total korban virus corona di Indonesia mencapai 6.759.153 kasus, 9.778 di antaranya masih dirawat.
Seiring berjalannya waktu, terdapat kasus sembuh sebanyak 580 hingga totalnya jadi 6.588.597 pasien, dan 11 pasien meninggal hingga kumulasinya sejak pandemi Maret 2020 silam menjadi 161.140 kasus. Sebelumnya pada Senin (17/4/2023), total positif Covid-19 di Indonesia tercatat 6.758.170 kasus.
Sembuh 6.588.017 pasien dan yang meninggal dunia jadi 161.129 orang. 1.343 kasus baru, sebagaimana dilansir dari laman covid19.co.id, berasal dari Provinsi DKI Jakarta 543, Jawa Barat 235, Jawa Timur: 183, Jawa Tengah: 113, Banten: 113, DI Yogyakarta: 44, Sulawesi Selatan: 16, Bali: 16, Kalimantan Barat: 10, Kalimantan Tengah: 10, NTT: 8, Kalimantan Timur: 8, Lampung: 7, Papua Barat: 6, Papua: 5, Sumatera Selatan: 4, Kalimantan Selatan: 3, Aceh: 3, Riau: 3, Sumatera Barat: 3, Sulawesi Tengah: 2, Bangka Belitung: 2, Sulawesi Barat: 2, Bengkulu: 2, Jambi dan NTB masing-masing: 1 kasus.
Masih ditemukannya warga yang terkonfirmasi positif terpapar virus Corona. Presiden Joko Widodo kembali mengimbau masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi Covid-19, baik dosis pertama hingga booster kedua. Presiden menyebut hal tersebut merupakan salah satu langkah dalam menghadapi tren penyebaran Covid-19 yang kembali meningkat.
“Saat ini penyebaran Covid mulai agak meningkat, namun kita tidak perlu menyikapinya secara berlebihan ujar Jokowi.
Dan untuk itu saya mengingatkan kembali pentingnya vaksinasi, baik vaksinasi pertama dan kedua, maupun booster yang pertama dan kedua,” ucap Presiden Jokowi dalam keterangannya pada Rabu, 19 April 2023.
Pada waktu Relawan Kill Covid-19 bersama mitra Mandala Distrik 307 B1 Indonesia, mau lakukan Bazar amal Ramadhan dan Bakti Sosial Bersama Lion Club di Tangerang, Sabtu 15 April 2023 karena semua warga tidak satupun memakai masker. Disaat yang sama Adharta Ketum Kill Covid, mendapat informasi yang kurang mengenakkanya, yaitu meningkatnya kasus Covid -19 di Singapura, Malaysia dan Australia.
Saya telepon sahabat saya di Singapura kata Adharta, tentang pengobatan /pelayanan pasien di Singapura, dibandingkan dengan di Indonesia. (telah di publikasikan melalui beberapa media termasuk Media Suara Mabes (MSM), dibawah judul ”Pengalaman pribadi Adharta berobat di RS dalam negeri dan RS Luar negeri, harus bisa menjadi Instrospeksi/renungan bagi RS dan Dokter dalam negeri”- red).
Selanjutnya Kepala Negara menjelaskan kepada masyarakat agar tetap waspada dan tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk menekan kasus Covid-19 dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, seperti dalam hal penggunaan masker jika sedang merasa sakit.
“Saya meminta bagi mereka yang merasa flu atau demam agar menggunakan masker, demikian juga dengan yang memiliki komorbid gunakanlah masker, dan jika bertemu dengan lansia juga sebaiknya menggunakan masker,” tandasnya.
Kesadaran masyarakat untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan (prokes) ungkap Adharta ketum Kill Covid – 19 ini, dan tidak berhenti vaksinasi booster akan membuat pandemi covid-19 tetap landai menuju endemi.
Namun, penggunaan masker dan adanya varian baru covid-19 diduga menjadi angka positif bertambah. Belum lagi masih terkesan berjalan lambat vaksinasi booster dianggap menjadi pandemi yang semula sudah melandai maka kini merangkak naik kasus positif virus corona. Vaksin Booster Bertujuan Melindungi Dan Menjadi Modal Pemulihan Ekonomi.
Indonesia sudah memulai program vaksinasi dosis ketiga atau booster pada Rabu, 12 Januari 2022. Program ini salah satu bentuk upaya lanjutan dari vaksinasi primer atau dosis penuh bagi 1 kali atau 2 kali suntik tergantung jenis vaksinnya.
Vaksinasi booster ialah upaya mengembalikan imunitas dan proteksi klinis yang menurun di populasi yang ditemukan berdasarkan hasil sero survei. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan vaksinasi booster berbeda dengan istilah vaksinasi tambahan (additional dose) yang mungkin dibutuhkan saat imunitas individu tidak terbentuk dengan cukup setelah vaksinasi primer.
Yang umumnya ditemukan pada penderita gangguan kekebalan tubuh. Dari sisi kesehatan, setidaknya terdapat 3 alasan penting. Pertama, adanya kecenderungan penurunan jumlah antibodi sejak 6 bulan pasca vaksinasi terutama di tengah kemunculan varian-varian covid-19 baru termasuk varian Omicron.
Merujuk studi meta analisis dan analisis regresi oleh Fekin dkk tahun 2021, diketahui bahwa efektivitas 4 vaksin yang sudah mendapatkan EUL dari WHO mengalami penurunan aktivitas sebesar 8% dalam 6 bulan terakhir pada seluruh kelompok umur.
Dalam kurun waktu yang sama kepada orang dengan usia 50 tahun keatas, terjadi penurunan efektivitas vaksin sebesar 10% dan 32% untuk mencegah kemunculan gejala. Kedua, sebagai bentuk usaha adaptasi masyarakat hidup dimasa pandemi COVID-19 demi kesehatan jangka panjang. Dan ketiga, memenuhi hak setiap orang Indonesia untuk mengakses vaksin demi perlindungan diri dan komunitas.
Sementara dari sisi ekonomi, dengan kondisi kasus yang dapat ditekan dapat mencegah kemunculan gelombang baru. Sehingga aktivitas masyarakat akan semakin fleksibel dengan catatan tetap berada dalam koridor penerapan protokol kesehatan ketat. Vaksinasi booster sendiri, telah dilaksanakan Kementerian Kesehatan pada pada Agustus 2021 lalu. Kemenkes memprioritaskan kepada tenaga kesehatan atas dasar alasan kegawatdaruratan akibat invasi varian Delta. Dan perluasannya saat ini telah mempertimbangkan aspek keamanan, khasiat dan mutu vaksin. (Ring-o)