Adanya Kios Ruko Kuliner di Pasar Kebumen, Membuat Rugi Pengelola Parkir dan Menguntungkan Oknum ASN, Ini Ulasannya

76
0

MSM TV, Kebumen — Problematika konflik pembangunan kios ruko kuliner, yang belum ada titik terang, disalah satu pasar di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dari berbagai permasalahan yang ada telah banyak merugikan pihak-pihak tertentu, dan diduga hanya menguntungkan oknum pembuat kios ruko pasar dengan keuntungan yang cukup fantastis.

Pada wartawan, sebut saja berinisial (N), selaku staf administrasi pemenang tender lahan parkir pasar di Kebumen mengatakan, pihaknya sangat dirugikan dengan adanya kios ruko kuliner yang berada di lahan parkirnya miliknya, sebab lahan parkir tersebut menjadi sangat sempit dan kurang enak ketika dilihat.

“Dengan adanya kios ruko pasar yang berada didepan lahan parkir, sangat merugikan pihak kami. Sebab lahan parkir kami sekarang tambah sempit.

Ditambah lagi lelang tender tahun ini naik, yang dulu hanya 1,4 milyar sekarang menjadi 1,6 milyar rupiah. Seharusnya pembangunan kios ruko lebar 4 meter dengan ukuran memanjang, namun ternyata malah melebar hingga 5,5 meter”, ungkapnya.

“Pada bulan puasa kemarin dan menjelang lebaran, orang yang mau ke pasar untuk belanja jadi ikut macet karena kios ruko yang di bangun tidak sesuai ukurannya,” terang (N). Jumat, (28/7/2023).

Lebih lanjut, penghasilan lahan parkir saat ini sangat turun drastis dari pada tahun-tahun sebelumnya.

“Untuk penghasilan parkir saat ini hanya mencapai sekitar 70%, yang intinya penghasilan turun hingga sekitar 30% dari tahun kemarin-kemarinnya,” tambahnya.

“Kita sejujurnya sangat dirugikan dengan hal itu, tapi mau bilang bagaimana, sudah terjadi,” ungkapnya.

Kami berharap, kepada pengelola pembangunan kios ruko agar ruko itu di bangun sesuai kesepakatan yang sudah dilakukan dengan beberapa pihak terkait.

“Tolonglah kios ruko tersebut, ukuran dirubah sesuai kesepakatan bersama, supaya lahan parkir kami lebih longgar. Karena saat didepan pasar ada mobil yang parkir, kemudian ada mobil masuk ke pasar untuk ikut parkir jalannya sangatlah sempit apalagi jika ada orang berjalan takut ada yang keserempet mobil lewat,” harapnya (N).

Kemudian menurut (K) selaku pedagang di dalam pasar mengatakan, setelah adanya kios ruko kuliner itu merasa lahan parkir didepan pasar sangat semrawut dan amburadul.

“Sejak ada kios ruko tersebut lahan pakir jadi tidak karuan, semrawut, dan amburadul sekali,” ucap K.

“Didepan pasar persis untuk lahan parkir, depannya kios ruko, jadi sempit untuk orang belanja ke pasar, ditambah ada mobil masuk susah buat simpangan dengan kendaraan roda dua,” lanjutnya.

K juga membeberkan, pedagang yang berada di dalam pasar sangat mengeluh dengan adanya ruko tersebut pedagang yang berada di dalam pasar menjadi sangat sepi.

“Sebenarnya pedagang yang ada didalam pasar mengeluh, karena dagangannya jadi sepi. Bagaimana tidak mau ramai seperti dulu, didepan pasar sudah dipenuhi kios ruko kuliner, secara tidak langsung orang jadi malas untuk belanja kedalam pasar,” bebernya.

Di tempat terpisah, wartawan menemui (J) selaku pengelola pembangunan kios ruko kuliner dan sekaligus pegawai negeri di salah satu kecamatan di Kebumen mengatakan, dengan sedikit emosi bahwa dirinya juga seorang wartawan dan terkait kios ruko tersebut pada saat itu sifatnya hanya membantu pedagang kuliner untuk pembangunan kios ruko kuliner dan pembangunan kios ruko tersebut juga dikerjakan oleh pihak ketiga.

“Saya ini juga seorang wartawan jadi saya faham tentang kode etik jurnalis (KEJ) jadi jika mau membuat berita itu tolong konfirmasi dulu ke saya agar berimbang dan pemberitaan itu bisa saya laporkan terkait pencemaran nama baik saya,” jelasnya.

“Dan terkait kios ruko jujur saya tidak ada kegiatan atau keuntungan apapun dari sini, niatnya hanya karena diberi amanat tanggung jawab sama teman teman dari pemilik toko kuliner, sana tolong pak dibantu,” imbuhnya.

“Pengerjaan pembuatan proyek kios ruko kuliner itu dipihak ketigakan,” imbuhnya lagi.

Namun saat disinggung soal pembayaran uang terkait kios ruko yang sejumlah 25 juta rupiah, dia membenarkan sempat menerima dari pemilik kios ruko sejumlah nominal 25 juta rupiah, namun itu hanya beberapa orang tidak semuanya dan sifatnya hanya sebagai perantara.

“Memang betul saya menerima sejumlah uang sebesar 25 juta rupiah dari beberapa pedagang kuliner, tapi itu sifatnya hanya menitipkan agar diserahkan kepada pihak ketiga yang mengerjakan proyek itu. Dan semua sudah sesuai dengan ketentuan aturan regulasi yang ada, serta semuanya kita sudah kordinasi selalu dengan pimpinan, pimpinan Perindag pasar (pimdagsar) saat itu kadinnya pak Fransedar,” lanjutnya.

“Kios ruko saat ini yang sudah positif menempati 21 orang. Kemungkinan kios ruko akan menjadi sekitar 30an tempat, namun kita akan kaji terlebih dahulu misalkan segini, oh ternyata masih ramai kita tambahkan lagi, tapi jika terlalu banyak juga tidak bagus, sebab jika terlalu sepi kasihan juga mereka,” pungkasnya.

(Yusron/Jateng)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here