Plt. Kaper BKKBN Aceh Hadir Pada Forum Koordinasi Stunting Kabupaten Gayo Lues

76
0

MSM TV, Blangkejeren – Dampak Stunting ini bukan hanya tinggi badan tapi yang paling berbahaya adalah nanti rendahnya kemampuan anak untuk belajar dan munculnya penyakit penyakit kronis yang gampang masuk ketubuh anak oleh karena itu, diharapkan target presentase Stunting di Indonesia tahun 2024 turun hingga 14 persen, Hal tersebut dikatakan PJ.Bupati Gayo Lues Drs.Alkudri dalam sambutannya saat membuka Rapat Koordinasi Percepatan penurunan Stunting di kabupaten Gayo Lues yang dilaksanakan dioproom Setdakab.

Hadir dalam kegiatan ketua DPRK Gayo Lues H.Ali Husein SH dan seluruh unsur Forkompinda se-kabupaten Gayo Lues kegiatan tersebut juga turut dihadiri oleh Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Husni Thamrin SE.MM.

Sebelumnya dalam sambutannya Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Husni Thamrin SE.MM mengatakan pada 2022 hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukan bahwa prevalensi stunting di Aceh hanya turun dua digit dari tahun sebelumnya. Yaitu pada 2021, angka stunting Aceh berada pada angka 33, 2% dan turun menjadi 31,2 %. Meski turun dua digit, namun, kata Husni Thamrin, ada 10 kabupaten/kota di Aceh yang justru awalnya prevalensi stunting menurun pada 2021 dan malah naik berapa digit pada 2022.

Saat kita melakukan intervensi kepada satu anak stunting, tetapi kemudian yang terjadi, intervensi berhasil dilakukan, namun lahir 10 anak stunting baru. Untuk itu, lanjut Husni Thamrin, BKKBN dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten/kota, perlu secara terus menerus memberi pemahaman bagaimana cara mencegah stunting dari hulu hingga ke hilir. Dengan mempersiapkan kehidupan berkeluarga hingga merencanakan kehamilan dan melahirkan bayi yang sehat dan tidak stuntin pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) bagaimana merubah prilaku hidup bersih dan sehat. Karena penyebab stunting itu banyak, terkait pola makan, kekurangan gizi, anemia, sanitasi tidak layak, air yang dikonsumsi tidak bersih, tidak ada jamban, masih BAB sembarangan,dan lingkungan yang jorok, Kita berharap hal ini bisa menjadi perhatian kita bersama.,” tutur Husni Thamrin.

Ada tiga hal yang perlu kita lakukan yaitu pendekatan dari hulu Ke hilir kemudian pendekatan sensitif dengan spesifik dan yang ke tiga Pentahilix dengan melibatkan Multi sektor dan lintas sektor hal ini dilakukan secara konvergensi bersama-sama untuk pencegahan menurunkan stunting.

Dalam sambutannya Pj Bupati mengatakan prevalensi Stunting dikabupaten Gayo Lues tidaklah mengembirakan dimana dari hasil SSGI tahun 2021 prevalensi Stunting di kabupaten Gayo Lues 42.9 persen dan pada tahun 2022 kita telah mampu menurun pada angka 31.2 persen dimana ada penurunan sebesar 11,2 persen artinya kerja keras dan langkah langkah yang strategi yang dilakukan telah mampu berjalan secara efektif dengan turunnya angka prevelensi Stunting diangka 11.2 % ungkap Pj. Bupati yang juga kepala Dinas pendidikan Aceh.

Terkait hal tersebut dalam kesempatan tersebut PJ Bupati Alkudri mengharapkan kepada Dinas leading sektor utama agar mampu menghimpun seluruh kekuatan yang ada dalam satu kesatuan yang padu, baik itu komunikasi koordinasi harus sering dilakukan secara kontinyu, semoga forum koordinasi ini bisa memberikan spirit kepada kita semua untuk merumuskan langkah-langkah strategis yang efektif dan efisien sehingga target prevalensi Stunting 14 persen dapat kita capai, bahkan dapat kita wujudkan Gayo Lues bebas stunting dan semua itu bisa terwujud bila sinegisitas dan kolaborasi antar kita berjalan dengan baik. Rilis Humas BKKBN Aceh

(Zikri)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here