MSM TV (MSM Network), Surabaya — Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) mengecam keras kasus percobaan pembunuhan berencana terhadap Sukamto, jurnalis Memoterkini.com dan penganiayaan berat terhadap Brendi, jurnalis Bratapos.com, pada Senin (11/11/2024) yang lalu dengan tempat kejadian perkara (TKP) berada di kawasan Perhutani Kecamatan Kerek, Tuban, Jawa Timur, jalan menuju areal pertambangan pasir kuarsa.
Ketua Umum PJI Hartanto Boechori menilai kerja APH, Satreskrim Polres Tuban yang menangani kasus ini terkesan “lemot” atau sangat lambat.
“Tersangkanya sudah jelas dan motifnyapun sudah dapat ditebak, faktanya sudah 2 minggu, tidak ada 1 tersangkapun ditangkap, ada apa ini ?,” Demikian pernyataan Boechori dengan penekanan nada tanda tanya rasa penasaran, Selasa (26/11/2024)
Dari Kapolres Tuban kepada Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto, “Untuk yang diduga pelakunya sudah ada 2 orang . Keduanya masih dalam pengejaran anggota ”, demikian disampaikan Kabid Humas Polda Jatim kepada Ketua Umum PJI, Selasa 26/11/2024.
Klarifikasi KBO Satreskrim Polres Tuban, Dwi Purwoko dan Kanit Jatanras Iptu Rudi di Polres Tuban, Selasa (26/11/2024) kepada Boechori dan anggota PJI Bojonegoro, Tuban serta Lamongan, ada 2 tersangka yang sedang dikejar yakni C dan J. Dimana C penghadang bermotor RX King dan J pembacok. Identitas C diperoleh dari pemeriksaan saksi As.
Dalam BAP, saksi As mengakui dikontak via video call oleh C dan sesuai pengakuan, hanya video call saja, namun pengakuan As ini terkesan belum dilakukan pengejaran.
Kanit Jatanras Iptu Rudi menjelaskan, sebenarnya penanganan perkara itu sudah diatensi, hanya saja medannya (lokasi penangkapan para tersangka) sulit.
Dari informasi berkembang di wilayah Tuban dan pemberitaan berbagai media, bahwa SN adalah pengusaha tambang pasir kuarsa terbesar di Tuban dan AS orang kepercayaan SN yang diduga sebagai otak/dalang pembunuhan berencana dan penganiayaan Sukamto dan Brendi.
Santoso yang diinisialkan berbagai media sebagai SN, pengusaha tambang pasir kuarsa kaya di Tuban kepada Ketua Umum PJI dan 12 wartawan anggota PJI, Jumat, 22/11/2024 di Sahid hotel Surabaya berusaha mengklarifikasi tudingan tersebut dan menyatakan bahwa dirinya sama sekali tidak terlibat dalam aksi keji itu.
Ditanya tentang hubungan dirinya dengan As, Santoso menjelaskan bahwa As hanya penyewa alat berat miliknya saja dan hasil tambangnya dijual kepadanya.
“Hubungan saya dengan As hanya terkait sewa menyewa alat berat dimana As menyewa alat milik saya dan hasil tambangnya dijual kepada saya,” jelas Santoso.
Terkait video call antara As dengan preman pelaku penghadang sepeda motor RX King, dimana disampaikan As kepada Santoso bahwa As tidak terlibat dalam permufakatan jahat dengan percobaan pembunuhan berencana dan penganiayaan pada kedua wartawan yang menjadi korban.
Kronologi kejadian diceritakan korban, Brendi diajak Sukamto pergi ke eks area tambang pasir kuarsa milik Suprapto di kawasan Perhutani yang sepi, kemudian dihadang oknum preman yang mengendarai sepeda motor RX King. Kemudian oknum peman tersebut melakukan video call dengan seseorang.
Dimana layar HP diarahkan ke Brendi dan Brendi mengenal wajah dalam HP sebagai As orang kepercayaan SN, pengusaha tambang pasir kuarsa terbesar di Tuban. Video call langsung dimatikan oleh As.
Hampir bersamaan, datang 2 sepeda motor ditumpangi 4 orang bersenjata tajam, langsung menuju mobil, menghantam kaca dengan batu, menarik paksa pintu mobil depan kiri yang ditumpangi Sukamto, menanyakan nama Sukamto dan diiyakan.
Kemudian setelah memastikan bahwa benar Sukamto, salah satu preman berteriak, “ya ini orangnya” dan langsung membacokkan parangnya bertubi tubi sampai terkapar pingsan bersimbah darah dan masih dikepruk batu lagi. Penuturan korban Brendi, 4 orang itu semuanya membawa senjata tajam, namun hanya seorang yang membacok dan mengepruk korban Sukamto.
Brendi yang panik dan berupaya melerai, ditawur beramai ramai menggunakan tangan dan kaki kosong. Setelah itu Brendi disuruh membawa Sukamto yang sudah terkapar bersimbah darah.
“Wis, gowoen mayate koncomu” (Sudah, bawa mayat temanmu),” ujar preman yang membacok dan mengepruk dengan batu.
“Dari kronologis kejadian, orang waras apalagi Reserse, jelas bisa menganalisa, tindakan brutal terhadap Sukamto itu percobaan pembunuhan berencana dan ada yang mendalangi. Sudah ditunggu kedatangannya dan sudah disiapkan alat bunuhnya. Belum lagi preman bermotor RX King yang menghubungi As dan layar HP diarahkan ke Brendi, diduga kuat untuk mengklarifikasi ke As tentang target yang dituju”, ujar Hartanto
“Kejadian keji ini pelecehan UU Pers. Tidak hanya melukai tubuh fisik korban, tetapi juga mencederai semangat demokrasi dan kebebasan Pers di Indonesia. Jelas saya tak dapat menerima apapun alasannya. Wartawan menjalankan tugas jurnalistik untuk mengungkap kebenaran justru menjadi sasaran kekerasan brutal, bahkan nyaris meregang nyawa”, tegas sejumlah Wartawan.
“Sebagai Ketua Umum PJI, sekali lagi saya tegaskan, kasus ini saya atensi. Saya harap Kapolres Tuban beserta jajaran serius mengusut kasus ini. Saya juga minta kepada Kapolda Jatim agar menjadikan penanganan kasus ini sebagai atensi Kapolda Jatim. Ini percobaan pembunuhan berencana terhadap wartawan. Saya minta Aparat serius”, Tandas Hartanto. (dws)