MSM TV, Jakarta – Bagaimana asal-usul Hari Gerakan sejuta Pohon ini? Menurut situs Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap, 10 Januari diperingati sebagai Hari Gerakan Menanam Sejuta Pohon Sedunia. Hari Gerakan Sejuta Pohon pada dasarnya dibuat sebagai upaya pelestarian lingkungan dan penyelamatan ekosistem hutan.
Awal mula adanya gerakan menanam sejuta pohon adalah sebagai bentuk respons atas penebangan liar di hutan. Selain itu, gerakan ini mencoba menunjukkan urgensi pohon sebagai aspek yang sentral bagi kehidupan di bumi.
Dilansir situs Kabupaten Asahan, Gerakan SeJuta Pohon pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 Januari 1993 di Jakarta. Presiden Soeharto melalui pidatonya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut melakukan Gerakan Satu Juta Pohon yaitu menanam pohon sampai melampaui satu juta di setiap provinsi. Hingga kini, setiap tanggal 10 Januari diperingati sebagai Hari Gerakan Satu Juta Pohon (detik.news).
Gerakan menanam pohon pada Hari Gerakan Sejuta Pohon diharapkan dapat mengatasi permasalahan pemanasan global. Hal ini dikarenakan sinar atau cahaya matahari akan banyak diserap oleh pohon melalui sistem fotosintesis.
Sebagaimana yang pernah Jurnalis pusat beritakan pada media ini edisi 3 Des 2023 dibawah judul “ Petisi Laudao Si Movement untuk Conference Of Parties (COP)28”atau pertemuan puncak, untuk iklim dan keanekaragaman hayati yang dimulai pada tanggal 30 November di Uni Emirat Arab dan akan berlangsung hingga 12 Desember.
COP iklim adalah pertemuan tahunan yang dihadiri oleh negara-negara yang telah mengadopsi Konvensi tersebut. Sejak tahun 2015, semua negara yang menganutnya menerima adanya perubahan iklim dan memiliki tujuan yang sama untuk membatasi peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer dan mencapai emisi nol bersih dalam abad ini.
Sedangkan pengertian perubahan iklim menurut Enviromental Protection Agency (EPA) adalah perubahan iklim secara signifikan yang terjadi pada periode waktu tertentu. Dengan kata lain, perubahan iklim juga bisa diartikan sebagai perubahan suhu yang drastis, curah hujan, pola angin, dan lain sebagainya.
Krisis iklim global merupakan ketidakadilan bagi generasi muda. Diperkirakan semua anak di dunia potensial mengalami kejadian ekstrim akibat degradasi lingkungan. Sekitar 920 juta anak harus hidup dalam kelangkaan air bersih. Masifnya fenomena perubahan iklim membuat kondisi bumi rentan dari berbagai ancaman yang berisiko bagi jiwa manusia, mulai dari tingginya intensitas bencana alam hingga penularan wabah penyakit.
Saya jelaskan juga dalam edisi tersebut bahwa, Penyebab Krisis iklim global ini, adalah manusia “antropis” alasannya, gas rumah kaca diatmosfir, yang menyebabkan pemanasan global, stabil hingga abad sembilan belas, dengan volume dibawah 300 bagian perjuta.
Namun pada abad pertengahan ,seiring dengan perkembangan industri, emisi mulai meningkat secara signifikan seperti yang dikonfirmasi Observatorium Mauna Loa, yang telah melakukan pengukuran harian Karbon dioksida sejak tahun 1958, saat saya kata Paus Fransiskus menulis Laudato Si’, emisi tersebut mencapai angka tertinggi dalam sejarah 400 bagian perjuta Pada bulan Juni 2023
Sekecil apapun kerusakan ekologis yang kita timbulkan, kita dipanggil untuk mengakui kontribusi kita kecil atau besar, terhadap luka-luka dan kerusakan alam ciptaan” (LS-8).
Mari kita bergerak bersama seluruh guru dan peserta didik menanam 1 orang 1 pohon. Kita jaga & lestarikan keutuhan bumi rumah kita bersama.
Adapun manfaat menanam itu adalah sebagai berikut:.
1. Mengurangi Dampak Pemanasan Global: Pohon memiliki kemampuan menyerap emisi karbon yang merupakan penyebab pemanasan global.
2. Sumber Oksigen : Pohon termasuk dalam penyumbang oksigen. Diketahui, oksigen dihirup makhluk hidup saat bernapas. Banyaknya pohon dapat menambah kesediaan oksigen di bumi.
3. Menyimpan Air dalam Tanah : Pohon mempunyai kemampuan menyimpan air dalam tanah. Air yang disimpan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup lainnya.
4. Menyerap Polusi Udara : Partikel polutan udara dan asap-asap hasil kendaraan
Peringatannya”
5. Memperindah Lingkungan : Pohon membantu memperindah lingkungan sekitar. Selain itu, pohon yang rindang juga membuat lingkungan menjadi lebih sejuk.
6. Mencegah Longsor dan Banjir : Pohon juga membantu penghijauan untuk mencegah banjir serta mengurangi dampak dari hujan asam. Selain itu, pohon yang memiliki akar serabut dapat mencegah erosi yang menyebabkan tanah longsor.
Lalu, apa saja faktor yang menyebabkan perubahan iklim? Berdasarkan data yang diterima Indonesia.
Ada beberapa faktor penyebab perubahan iklim, diantaranya: Efek gas rumah kaca, Pemanasan Global, Kerusakan lapisan ozon, Kerusakan fungsi hutan,Penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol dan Gas buang industri. Karena itu, mari jaga bumi dari perubahan iklim untuk mengurangi dampak pemanasan global. Selamat Hari Gerakan Sejuta Pohon 10 Januari (Ring-o).